Maguire Sebut Kemenangan MU Atas Liverpool Itu Memalukan
Maguire Sebut Kemenangan MU Atas Liverpool Itu Memalukan. Kemenangan Manchester United atas Liverpool dengan skor tipis 2-1 di Anfield pada 20 Oktober 2025 menjadi momen bersejarah yang masih hangat dibahas. Bukan hanya karena ini kemenangan pertama Setan Merah di markas rival abadi sejak 2016, tapi juga pernyataan kontroversial dari kapten tim, Harry Maguire. Bek tengah berusia 32 tahun itu menyebut prestasi ini “memalukan” bagi Manchester United sendiri—bukan karena caranya menang, tapi karena butuh waktu 35 pertanding untuk meraih dua kemenangan beruntun di Premier League. Pernyataan Maguire ini, yang disampaikan usai laga, langsung memicu gelombang reaksi dari fans kedua kubu. Di satu sisi, pendukung United melihatnya sebagai sindiran halus pada performa tim musim lalu; di sisi lain, fans Liverpool merasa itu ejekan terselubung atas kekalahan mereka yang penuh peluang terbuang. Dengan Arne Slot masih meratapi “kesempatan luar biasa” yang dilewatkan anak asuhnya, kemenangan ini tak hanya tambah poin, tapi juga bumbu rivalitas Merseyside-Manchester yang tak pernah pudar. REVIEW FILM
Kronologi Kemenangan Historis di Anfield: Maguire Sebut Kemenangan MU Atas Liverpool Itu Memalukan
Laga di Anfield berlangsung sengit sejak peluit awal. Liverpool, yang datang dengan ambisi balas dendam setelah start musim kurang meyakinkan, langsung mendominasi penguasaan bola hingga 65 persen. Mohamed Salah dan Darwin Núñez ciptakan peluang emas di babak pertama, tapi tembakan mereka masing-masing membentur tiang dan gagal dikonversi. Manchester United, di bawah Erik ten Hag, tampil lebih pragmatis: pertahanan kokoh dengan Maguire sebagai pilar utama, yang menang 12 dari 14 duel udara, jadi kunci bertahan dari tekanan tuan rumah.
Gol pertama datang di menit ke-59 lewat Bruno Fernandes, yang memanfaatkan kesalahan passing di lini tengah Liverpool. Tujuh menit kemudian, Alejandro Garnacho menambah keunggulan dengan tendangan voli akrobatik dari umpan silang Maguire—momen yang langsung viral. Liverpool sempat membalas lewat gol konsolasi Luis Díaz di injury time, tapi terlambat. Statistik akhir menunjukkan The Reds punya 22 tembakan berbanding delapan milik United, tapi efisiensi menjadi pembeda. Kemenangan ini tak hanya hentikan paceklik 35 laga tanpa dua kemenangan beruntun—rekor buruk sejak era Ole Gunnar Solskjaer—tapi juga angkat United naik ke peringkat empat klasemen, sementara Liverpool terpeleset ke posisi keenam. Maguire, yang bermain penuh 90 menit meski sempat diragukan karena masalah punggung, jadi pahlawan tak terduga di malam yang dingin itu.
Pernyataan Maguire yang Menyengat dan Maknanya: Maguire Sebut Kemenangan MU Atas Liverpool Itu Memalukan
Usai laga, Harry Maguire tak segan ungkapkan perasaannya di ruang media. “Kami malu butuh waktu selama itu untuk menang dua kali berturut-turut,” katanya dengan nada setengah bercanda, tapi jelas serius. Pernyataan ini langsung jadi headline, karena Maguire bukan tipe yang sering kritik timnya sendiri. Ia lanjutkan, “Ini benchmark bagus, tapi kami harus konsisten—tak boleh puas dengan satu kemenangan besar.” Bagi Maguire, yang pernah dikritik habis-habisan atas performa defensifnya, komentar ini seperti pukulan balik: ia akui kegagalan kolektif musim lalu, di mana United finis ke-8 dengan 58 poin, rekor terburuk sejak 1990.
Maknanya lebih dalam. Maguire soroti mentalitas tim yang sering mandek setelah kemenangan, seperti setelah kalahkan City musim lalu tapi kalah telak dari Arsenal pekan depan. Ia tantang rekan setim: “Semangat juang harus ada di setiap laga, bukan cuma derbi.” Pernyataan ini juga sentil pelatih Ten Hag, yang musim ini terapkan rotasi lebih ketat untuk hindari kelelahan. Fans United apresiasi kejujuran Maguire—ia yang dulu disebut “overpaid” kini jadi suara rasional di ruang ganti. Tapi bagi lawan, ini terdengar sombong: bagaimana bisa menang di Anfield lalu bilang malu? Maguire, mantan kapten Inggris, tahu risikonya—tapi di sepak bola, kejujuran seperti ini sering jadi katalisator perubahan.
Reaksi dari Liverpool dan Implikasi Rivalitas
Di kubu Liverpool, Arne Slot tak sembunyikan kekecewaannya. “Kami punya kesempatan tak masuk akal, tapi gagal konversi—itu yang bikin kalah,” ujar pelatih Belanda itu, soroti finishing Salah yang nol gol dari tujuh peluang musim ini. Slot juga akui pertahanan United, terutama Maguire, “sulit ditembus di udara,” yang bikin serangan balik Liverpool mandek. Fans Anfield, yang biasa nyanyi You’ll Never Walk Alone dengan penuh semangat, kali ini terdiam di menit akhir—kekalahan rumah pertama musim ini tambah beban transisi pasca-Jürgen Klopp.
Implikasinya luas bagi rivalitas. Kemenangan United ini hentikan dominasi Liverpool di derbi, di mana The Reds menang enam dari tujuh laga terakhir. Bagi Slot, ini pelajaran pahit: timnya butuh efisiensi, bukan cuma possession. Maguire, dengan komentarnya, tambah bensin ke api—fans Liverpool sebut ia “provokator,” sementara di Manchester, itu jadi meme motivasi. Secara keseluruhan, laga ini ingatkan betapa derbi Inggris tak pernah biasa: satu gol bisa ubah narasi musim, dan pernyataan pasca-laga sering lebih panas daripada pertandingan itu sendiri. Dengan jadwal padat UCL pekan ini, kedua tim punya waktu balas dendam—United lawan Juventus, Liverpool hadapi Benfica.
Kesimpulan
Pernyataan Harry Maguire soal kemenangan “memalukan” atas Liverpool jadi cerminan jujur dari perjuangan Manchester United: bangga dengan 2-1 di Anfield, tapi malu atas paceklik konsistensi sebelumnya. Dari kronologi laga yang dramatis, makna mendalam komentarnya, hingga reaksi Slot yang getir, cerita ini tambah warna rivalitas abadi. Bagi United, ini benchmark untuk naik level; bagi Liverpool, panggilan bangkit dari lubang. Maguire, yang dulu dihujat, kini suara bijak yang dorong timnya maju. Di sepak bola, kemenangan seperti ini tak cukup—harus diikuti yang berikutnya. Pekan depan, kita lihat apakah United bisa hapus rasa malu itu, atau Liverpool balas dengan dendam manis. Satu hal pasti: derbi ini selalu beri cerita tak terlupakan, dan Maguire baru saja tambah babaknya.
Post Comment