Italia Kini Terancam Tidak Masuk Piala Dunia 2026

italia-kini-terancam-tidak-masuk-piala-dunia-2026

Italia Kini Terancam Tidak Masuk Piala Dunia 2026. Pada 14 November 2025, mimpi Italia menuju Piala Dunia 2026 kembali di ujung tanduk. Kemenangan Norwegia 4-1 atas Moldova malam sebelumnya hampir mengunci tiket lolos langsung bagi tim Skandinavia itu, membuat Azzurri nyaris mustahil finis juara Grup I UEFA. Dengan hanya dua laga tersisa, Italia kini terjebak di posisi kedua dengan 17 poin, sementara Norwegia unggul delapan poin. Ini berarti playoff Maret 2026 jadi satu-satunya jalan—jalan yang sudah dua kali jadi kuburan mimpi bagi tim berlima bintang ini. Luciano Spalletti, pelatih yang diharapkan bangkitkan kejayaan pasca-Euro 2024, kini hadapi tekanan gila: satu kekalahan di playoff bisa akhiri absen kedua berturut-turut. Di tengah euforia 48 tim turnamen Amerika Utara, Italia justru gelisah. Apakah sejarah ulang, atau kali ini beda? Mari kita bedah ancaman serius yang mengintai skuad biru. BERITA BOLA

Klasemen Grup I: Norwegia Tak Terkalahkan, Italia Terjepit: Italia Kini Terancam Tidak Masuk Piala Dunia 2026

Grup I UEFA jadi medan perang sejak Maret, tapi November ini jadi pukulan telak bagi Italia. Norwegia, dengan Erling Haaland sebagai mesin gol, sapu bersih delapan laga dari sepuluh—termasuk kemenangan krusial atas Moldova yang cetak empat gol dalam 20 menit pertama. Haaland saja sumbang 11 gol di kualifikasi, bikin lini belakang Italia kocar-kacir saat imbang 1-1 dua kali di Oslo dan Reggio Emilia. Klasemen akhir: Norwegia 25 poin, Italia 17, Israel 13, Moldova 6, dan Estonia 3. Italia menang atas tim lemah seperti Estonia 3-0 dan Israel 2-1, tapi dua imbang melawan Norwegia plus kekalahan pembuka dari Moldova bikin poin bocor.

Situasi ini matematis kejam: Italia butuh Norwegia kalah dua kali besar plus kemenangan telak mereka sendiri untuk balik posisi—kemungkinan di bawah 5 persen. Playoff UEFA, yang ambil empat runner-up terbaik dari 12 grup, jadi harapan tipis. Tapi Grup I runner-up Italia bakal bersaing dengan yang lain seperti runner-up Grup J (Ukraina?) atau Grup K (Inggris sudah lolos). Spalletti akui pasca-laga terakhir, “Kami bayar harga dari awal yang lambat.” Nations League yang tumpang tindih November bikin rotasi sulit, dan absennya laga kandang penuh karena jadwal padat tambah beban. Norwegia, finis tak terkalahkan, sudah rayakan—bagi mereka, ini lolos pertama sejak 1998. Italia? Playoff lagi, dan kali ini taruhannya lebih tinggi dengan format baru yang beri lebih banyak slot tapi juga lebih banyak jebakan.

Sejarah Playoff: Dua Trauma yang Belum Sembuh: Italia Kini Terancam Tidak Masuk Piala Dunia 2026

Tak ada yang lebih menyakitkan bagi Italia daripada playoff Piala Dunia. 2018: kalah agregat 0-1 dari Swedia di San Siro, di mana Buffon menangis dan Ciro Immobile mandul total. 2022: agregat 0-1 lagi, kali ini Makedonia Utara hancurkan mimpi di Reggio Emilia dengan gol Trajkovski menit 92—satu-satunya tembakan on target lawan. Dua kali finis runner-up grup, dua kali gagal lolos. Statistik UEFA: dari 1998, Italia hanya lolos sekali playoff—lawan Rusia 2002—dengan tingkat sukses 33 persen, terburuk di big five Eropa.

Trauma ini bukan cuma skor; itu mental. Di 2018, Italia kuasai bola 70 persen tapi nol gol. 2022, 31 tembakan sia-sia. Playoff format dua leg home-away beri ruang lawan bertahan mati-matian, dan Azzurri kesulitan pecah blok rendah. Spalletti, yang ambil alih 2023, janji ubah itu dengan 3-5-2 lebih ofensif, tapi November tunjukkan masalah sama: konversi peluang cuma 9 persen, di bawah rata-rata Eropa 13 persen. Sejarah bilang runner-up Grup I sering undian sial—seperti Swedia 2018 yang lolos via playoff lain. Dengan 16 slot UEFA (12 langsung, 4 via playoff), Italia harus top runner-up atau menang semi-final dan final playoff Maret. Gagal, dan ini absen ketiga berturut—skandal bagi negara dengan empat gelar. Fans di media sosial sudah ramai: “Kembali ke 1958?”—referensi absen terakhir.

Tantangan Spalletti: Cedera, Taktik, dan Tekanan Internal

Luciano Spalletti hadapi badai sempurna. Cedera Federico Chiesa (hamstring) dan Giorgio Scalvini (lutut) sejak Oktober bikin lini serang pincang—Raspadori dan Retegui sumbang cuma empat gol bersama. Taktik 3-5-2-nya solid defensif (0,8 gol kebobolan per laga), tapi serangan balik lambat; Frattesi dan Barella overload tengah tapi kurang kreativitas di depan. Nations League semifinal lawan Prancis (imbang 1-1) bikin skuad lelah, dengan Jorginho (usia 33) mulai kendor. FIGC kritik rotasi Spalletti, bilang terlalu banyak eksperimen seperti debut Alessandro Buongiorno yang gagal.

Tekanan internal tambah rumit: media Italia sorot “generasi gagal” pasca-Verratti pensiun timnas. Spalletti coba sesi mental, tapi survei FIGC tunjukkan 40 persen fans ragu lolos. Undian playoff Maret bisa pasangkan lawan tangguh seperti Hungaria atau Turki, tim lapar tanpa beban. Di balik itu, ada harapan: Bastoni dan Donnarumma lagi on fire, dan format 48 tim beri peluang inter-konfederasi jika UEFA gagal. Tapi Spalletti tahu: satu kesalahan di playoff, dan warisan 2006 pudar. “Kami harus lapar, bukan puas,” katanya. Tantangan ini bukan cuma lapangan, tapi bangun ulang identitas Azzurri yang hilang dua edisi terakhir.

Kesimpulan

Ancaman Italia tak masuk Piala Dunia 2026 bukan lagi spekulasi, tapi kenyataan pahit dari Grup I yang dikuasai Norwegia. Dari klasemen terjepit hingga sejarah playoff menghantui dan tantangan Spalletti yang berlapis, Azzurri di persimpangan: playoff Maret jadi ujian akhir. Gagal, dan ini babak gelap baru—absen ketiga, pertanyaan besar soal talenta dan manajemen. Tapi di balik gelap, ada cahaya: skuad muda lapar, taktik yang bisa poles, dan turnamen inklusif yang beri kesempatan kedua. Spalletti pegang kunci—ia harus ubah trauma jadi bahan bakar. Bagi Italia, Piala Dunia bukan hak, tapi perjuangan. Maret mendatang, dunia tunggu apakah biru bangkit atau tenggelam lagi. Satu hal pasti: cerita ini belum selesai, dan Azzurri punya DNA pejuang.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Post Comment