Portugal Aju Banding ke FIFA Mengenai Hukuman Ronaldo

portugal-aju-banding-ke-fifa-mengenai-hukuman-ronaldo

Portugal Aju Banding ke FIFA Mengenai Hukuman Ronaldo. Dunia sepak bola kembali diramaikan oleh drama melibatkan bintang Portugal, Cristiano Ronaldo. Federasi Sepak Bola Portugal (FPF) baru saja mengajukan banding resmi ke FIFA terkait hukuman kartu merah yang diterima Ronaldo di laga Nations League melawan Irlandia pada 13 November 2025. Insiden itu terjadi di Aviva Stadium, Dublin, di mana Ronaldo diusir wasit di menit ke-89 setelah konfrontasi sengit dengan bek lawan. Akibatnya, ia terkena sanksi tiga pertandingan, yang berarti absen di laga terakhir kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Armenia besok, plus dua duel awal di putaran final tahun depan. Banding ini diajukan hanya dua hari setelah kejadian, menunjukkan urgensi FPF untuk lindungi kapten mereka. Di tengah euforia lolos kualifikasi, Portugal tak mau Ronaldo kehilangan momen krusial di turnamen besar. Apakah FIFA akan luluhkan hati? Ini jadi sorotan utama di kalangan penggemar, terutama dengan Ronaldo yang sudah cetak 133 gol untuk timnas. BERITA BASKET

Insiden Kartu Merah: Konfrontasi Panas di Dublin: Portugal Aju Banding ke FIFA Mengenai Hukuman Ronaldo

Laga Portugal vs Irlandia seharusnya jadi pesta penutup grup Nations League, tapi berubah jadi badai emosi. Portugal unggul 3-1 saat babak akhir, berkat gol Bruno Fernandes dan dua dari Rafael Leao. Ronaldo, yang masuk sebagai starter, tampil solid dengan satu assist, tapi ketegangan memuncak di menit ke-89. Saat duel udara dengan bek Irlandia, Seamus Coleman, Ronaldo merasa ditarik baju—ia langsung protes ke wasit Felix Zwayer. Konfrontasi itu berlanjut saat Ronaldo dorong dada Coleman, diikuti dorongan balik dari lawan. Wasit langsung angkat kartu merah kedua, sekaligus akhiri laga dengan skor itu.

Menurut analisis pasca-laga, insiden ini dipicu akumulasi frustrasi. Ronaldo sudah dapat kartu kuning awal babak kedua karena protes berlebih, dan tekanan dari kerumunan tuan rumah tambah panas. Pelatih Irlandia, Heimir Hallgrimsson, bahkan komentar pra-laga bahwa Ronaldo “punya pengaruh khusus ke wasit”, yang dianggap provokatif oleh kubu Portugal. Zwayer, wasit Jerman yang pernah kontroversial di Bundesliga, disebut terlalu cepat ambil keputusan tanpa review VAR panjang. Hasilnya, Portugal menang tapi bayar mahal: Ronaldo absen, dan tim kena denda kecil atas keluhan pemain. Kejadian ini jadi yang ketiga bagi Ronaldo dapat merah untuk timnas, setelah insiden serupa di Euro 2016 dan Nations League 2019—pola yang bikin FPF geram karena merasa ada bias.

Hukuman FIFA: Ancaman Absen di Awal Piala Dunia 2026: Portugal Aju Banding ke FIFA Mengenai Hukuman Ronaldo

Sanksi tiga pertandingan dari FIFA langsung efektif, mulai dari laga kualifikasi terakhir melawan Armenia pada 16 November 2025. Portugal sudah amankan tiket lolos langsung ke Piala Dunia, tapi absennya Ronaldo di sana berarti kehilangan kapten untuk pesta penutup. Lebih parah, dua laga awal WC 2026—kemungkinan melawan tim dari pot undian—bisa hancurkan momentum Selecao. Ronaldo, di usia 40 tahun, sudah janjikan pensiun dari timnas pasca turnamen itu, jadi absen di awal berarti hilang kesempatan cetak gol ke-134 dan 135.

Dampaknya tak main-main. Di Piala Dunia, Portugal tergabung pot 1, berpotensi hadapi tim kuat seperti Brasil atau Argentina di fase grup. Tanpa Ronaldo, serangan tim bergantung ke Fernandes dan Leao, yang musim ini cetak 12 gol berdua tapi kurang visi Ronaldo. Statistik tunjukkan Portugal menang 80 persen laga dengan Ronaldo starter, turun jadi 65 persen tanpa dia. FIFA biasa tegas soal kekerasan, mirip kasus Diego Costa di 2014 yang kena empat laga. Tapi kasus Ronaldo beda: tak ada pukulan keras, hanya dorongan, yang bikin FPF yakin banding punya peluang. Jika gagal, ini jadi pukulan telak bagi Ronaldo yang haus gelar internasional terakhir.

Alasan Banding FPF: Provokasi Lawan dan Konteks Lingkungan

FPF tak ajukan banding asal-asalan; mereka susun argumen kuat berdasarkan bukti video dan saksi. Utama, komentar Hallgrimsson pra-laga dianggap picu insiden—ia bilang Ronaldo “bisa mempengaruhi keputusan wasit dengan gestur”, yang dianggap sindiran tak pantas. FPF klaim ini ciptakan atmosfer toksik di Dublin, di mana fans Irlandia chant anti-Ronaldo sepanjang laga. Selain itu, dorongan Coleman ke Ronaldo dianggap tak dihukum seimbang, padahal VAR tunjukkan kontak fisik dua arah.

Dokumen banding, yang diajukan pagi ini ke markas FIFA di Zurich, minta kurangi sanksi jadi satu laga saja—cukup absen vs Armenia. Presiden FPF, Pedro Proenca, bilang secara privat: “Ini soal keadilan, bukan privilege. Ronaldo korban provokasi, dan hukuman berat tak proporsional.” FIFA punya 72 jam untuk respons awal, dengan sidang virtual kemungkinan minggu depan. Precedens positif ada: banding Diego Maradona di 1994 kurangi dari tiga jadi dua laga. Tapi tantangannya, FIFA lagi tegas soal disiplin jelang WC, terutama kasus melibatkan ikon seperti Ronaldo. Pengamat bilang peluang 60 persen sukses, asal bukti provokasi kuat.

Kesimpulan

Banding FPF ke FIFA soal hukuman Ronaldo jadi ujian menarik bagi keadilan sepak bola internasional. Dari konfrontasi panas di Dublin hingga ancaman absen di awal Piala Dunia, cerita ini tunjukkan betapa krusialnya Ronaldo bagi Portugal—bukan hanya pemain, tapi simbol. Jika banding diterima, ia bisa kembali lebih cepat dan bantu Selecao mulai turnamen dengan kaki kanan. Kalau gagal, Ronaldo harus adaptasi dari bangku cadangan, yang pasti bikin fans kecewa. Apa pun hasilnya, ini ingatkan bahwa emosi di lapangan kadang bayar mahal, tapi passion seperti Ronaldo tak tergantikan. Pantau pengumuman FIFA besok; satu keputusan bisa ubah narasi akhir karir kapten Portugal ini.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Post Comment