AC Milan Sering Kalah dari Tim-tim Kecil

ac-milan-sering-kalah-dari-tim-tim-kecil

AC Milan Sering Kalah dari Tim-tim Kecil. AC Milan sedang menjalani musim 2025/2026 yang paradoksal di Serie A. Di bawah Massimiliano Allegri, tim ini tampil ganas melawan rival besar seperti Inter, Juventus, Napoli, Roma, dan Bologna, dengan meraih hampir poin maksimal dan hanya kebobolan sedikit. Namun, saat menghadapi tim-tim kecil atau promosi, Milan sering kehilangan poin krusial, seperti kekalahan dari Cremonese, seri melawan Pisa, Parma, dan Sassuolo. Pola ini membuat posisi papan atas terancam, meski secara keseluruhan Milan masih bertengger di zona juara. BERITA OLAHRAGA

Performa Kontras Melawan Tim Besar vs Kecil: AC Milan Sering Kalah dari Tim-tim Kecil

Milan seperti tim berbeda saat bertemu lawan selevel. Melawan tim top, mereka rata-rata meraih lebih dari 2,5 poin per laga, dengan penguasaan bola rendah tapi fokus tinggi, sering menang lewat counter atau set-piece. Sebaliknya, menghadapi tim bawah, possession melonjak hingga hampir 60 persen, tapi justru rentan kesalahan individu dan kebobolan dari transisi cepat. Terhadap tim promosi seperti Cremonese, Pisa, dan Sassuolo, Milan hanya mengumpulkan sedikit poin dari kemungkinan maksimal, dengan gol kebobolan lebih banyak daripada saat lawan besar. Ini jadi Achilles’ heel yang jelas, di mana tim seolah kehilangan intensitas dan konsentrasi.

Penyebab di Balik Pola Ini: AC Milan Sering Kalah dari Tim-tim Kecil

Beberapa faktor jadi pemicu utama. Saat mendominasi bola melawan tim kecil yang bertahan dalam, Milan kesulitan membongkar pertahanan rapat, sering mengandalkan umpan lambat yang mudah diprediksi. Kesalahan individu di lini belakang juga lebih sering muncul, mungkin karena kurangnya tekanan membuat pemain lengah. Cedera pemain kunci di lini depan kadang memaksa rotasi, tapi skuad pendek membuat alternatif kurang berkualitas. Allegri sendiri menekankan perlunya meningkatkan mentalitas, karena tim besar harus konsisten mengalahkan lawan lemah untuk jadi juara. Data menunjukkan Milan lebih banyak menciptakan peluang melawan tim kecil, tapi finishing dan pertahanan set-piece jadi titik lemah.

Dampak pada Perebutan Gelar

Poin yang terbuang ini langsung memengaruhi persaingan scudetto. Meski kuat lawan rival langsung, kehilangan poin melawan tim bawah membuat jarak dengan pemuncak klasemen rawan menyempit. Di musim kompetitif seperti ini, tim juara biasanya minim slip-up terhadap lawan kecil. Milan masih punya jadwal menghadapi beberapa tim bawah di paruh kedua, yang jadi kesempatan membalikkan tren. Jika pola ini berlanjut, target kembali ke puncak Eropa bisa terganggu, meski fondasi skuad sudah solid dengan campuran pengalaman dan talenta muda.

Kesimpulan

AC Milan sering tergelincir melawan tim-tim kecil jadi isu utama yang harus segera dibenahi Allegri dan skuadnya. Paradoks performa ini menunjukkan potensi besar, tapi juga ketidakkonsistenan mental yang mahal harganya. Dengan fokus lebih pada intensitas dan efisiensi saat mendominasi bola, Milan bisa ubah kelemahan jadi kekuatan. Penggemar berharap tren positif melawan tim besar menular ke semua laga, agar mimpi scudetto musim ini tak pupus sia-sia. Di tengah persaingan ketat Serie A, konsistensi lah yang akan tentukan akhir cerita.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Post Comment