Park Hang-seo Disebut Layak Menjadi Pelatih Timnas Indonesia

park-hang-seo-disebut-layak-menjadi-pelatih-timnas-indonesia

Park Hang-seo Disebut Layak Menjadi Pelatih Timnas Indonesia. Rumor panas melanda sepak bola Indonesia di awal November 2025: Park Hang-seo, arsitek sukses Timnas Vietnam, disebut-sebut sebagai kandidat ideal pengganti pelatih saat ini, Patrick Kluivert. Spekulasi ini mencuat setelah dua legenda Garuda, Hamka Hamzah dan Supriyono Prima, kompak usulkan nama pelatih asal Korea Selatan itu. Saat Timnas Indonesia lagi bergulat dengan hasil inkonsisten di kualifikasi Piala Dunia 2026—hanya dua kemenangan dari lima laga terakhir—keinginan ganti pelatih makin kencang. Exco PSSI sendiri bilang pengumuman pelatih baru sebentar lagi, meski Erick Thohir tegas mau move on ke era baru tanpa kontak langsung ke Park. Park, yang pensiun dari Vietnam sejak 2023 dan kini fokus karier pribadi, punya karakter mirip Shin Tae-yong: disiplin, taktik cerdas, dan kemampuan bangun mental juara. Tapi, media Vietnam yakin ia tolak tawaran apa pun, termasuk dari Indonesia. Apakah ini cuma angin lalu, atau Garuda serius incar “The Monster” untuk revolusi skuad? REVIEW KOMIK

Prestasi Gemilang Park Hang-seo yang Bikin Iri: Park Hang-seo Disebut Layak Menjadi Pelatih Timnas Indonesia

Park Hang-seo bukan nama asing di Asia Tenggara. Sejak ambil alih Timnas Vietnam pada 2017, ia ubah skuad Golden Dragons jadi raksasa regional. Puncaknya, Vietnam juara AFF Cup 2018, runner-up Piala Asia U-23 2018, dan lolos 16 besar Piala Asia 2019—prestasi pertama sejak 1996. Di bawahnya, Vietnam kalahkan Thailand dua kali berturut-turut, termasuk 4-0 di semifinal AFF 2018, sesuatu yang mustahil sebelum era Park. Ia juga bawa tim ke perempat final Piala Asia U-23 2020, meski kalah tipis dari Korea Selatan asalnya.

Gaya Park sederhana tapi efektif: formasi 3-5-2 fleksibel, tekanan tinggi, dan rotasi pemain muda seperti Quang Hai dan Doan Van Hau yang kini jadi bintang Eropa. Di Vietnam, ia ciptakan rekor 70 persen kemenangan dari 60 laga, dengan rata-rata 2,1 gol per pertandingan. Ini mirip apa yang dibutuhkan Indonesia: skuad berbakat tapi kurang konsisten. Park paham sepak bola Asia, pernah latih di Korea dan Jepang, dan sukses adaptasi dengan pemain lokal. Pensiunnya dari Vietnam bukan karena gagal, tapi kontrak habis—ia tinggalkan warisan juara. Bagi Garuda, yang lagi kesulitan konversi peluang jadi gol (hanya 1,2 per laga), Park bisa jadi katalisator. Ia juga ahli manfaatkan naturalisasi, seperti yang sukses di Vietnam dengan pemain keturunan. Rumor ini bikin fans Indonesia bayangin era baru: disiplin ala militer Park yang bikin pemain patuh dan lapar kemenangan.

Dukungan Kuat dari Legenda Garuda: Park Hang-seo Disebut Layak Menjadi Pelatih Timnas Indonesia

Hamka Hamzah dan Supriyono Prima bukan sembarang orang—mereka ikon Timnas yang paham sakitnya kegagalan. Hamka, bek tangguh era 2000-an, sebut Park “paling layak” karena karakternya mirip Shin Tae-yong tapi lebih adaptif. “Dia bisa bangun mental pemain kita yang sering drop di laga besar,” kata Hamka di wawancara akhir pekan lalu. Supriyono, kiper legendaris, tambah argumen: Park sukses di negara tetangga dengan kondisi mirip Indonesia—banyak talenta tapi infrastruktur kurang. Keduanya kompak usul ini saat diskusi PSSI soal evaluasi Kluivert, yang hasilkan tiga kekalahan dari enam laga awal 2025.

Dukungan ini bukan iseng. Hamka, kini analis, bandingkan: Vietnam naik dari peringkat 170 FIFA ke 95 di era Park, sementara Indonesia stuck di 130-an. Supriyono soroti kemampuan Park kelola konflik internal, seperti saat ia satukan pemain Vietnam yang terpecah suku. Di Indonesia, isu seperti itu sering muncul, apalagi dengan campuran pemain lokal dan naturalisasi. Legenda ini juga puji Park soal pengembangan pemuda: ia bawa Vietnam juara Piala AFF U-19 2019. Bagi mereka, ini saatnya PSSI ambil risiko dengan pelatih Asia yang paham kultur, bukan impor Eropa seperti Kluivert yang masih adaptasi. Opini ini langsung viral, bikin hashtag #ParkToIndonesia trending di media sosial, dengan ribuan fans setuju bahwa “The Monster” bisa ulangi mukjizat Vietnam di sini.

Situasi PSSI dan Rumor Penolakan dari Park

Patrick Kluivert ambil alih Januari 2025 dengan janji taktik menyerang ala Belanda, tapi hasilnya campur aduk: menang lawan Vietnam 1-0, tapi kalah telak 0-3 dari Irak. Exco PSSI, dipimpin Erick Thohir, evaluasi bulanan bilang skuad butuh “karakter kuat” untuk kualifikasi ronde ketiga. Mereka sebut enam kandidat, termasuk tiga nama luar dugaan seperti pelatih Jepang dan Australia, tapi Park paling disorot. Thohir tegas: “Kita belum kontak siapa pun, fokus pelatih baru dari Indonesia atau luar.” Tapi, bocoran bilang 10 anggota exco tolak comeback Shin Tae-yong, buka pintu buat opsi Asia.

Sisi lain, Park Hang-seo disebut tolak tawaran apa pun. Media Vietnam seperti Soha yakin ia tak peduli rumor dari Indonesia atau Thailand, karena fokus keluarga pasca-pensiun. Bahkan, ada “sumpahan” lucu dari fans Vietnam: “Park tak bakal sukses di Indonesia, keberuntungannya habis di sini.” Park sendiri diam, tapi agennya bilang ia lagi pertimbangkan tawaran dari China untuk liga domestik. PSSI punya anggaran besar pasca-reformasi, tapi tantangannya: Park minta otonomi penuh seperti di Vietnam, termasuk kontrol pemusatan latihan. Jika serius, negosiasi bisa selesai akhir November, pasca-laga uji coba Timnas. Ini peluang emas, tapi juga risiko—Park sukses di Vietnam karena dukungan total, sesuatu yang PSSI harus tiru.

Kesimpulan

Rumor Park Hang-seo layak latih Timnas Indonesia jadi angin segar di tengah kekecewaan fans Garuda. Prestasinya di Vietnam bukti ia bisa ubah underdog jadi juara, dukungan legenda seperti Hamka dan Supriyono tambah bobot, meski PSSI masih ragu dan Park mungkin tolak. Situasi Kluivert yang goyah buka jalan, tapi sukses butuh komitmen penuh. Bagi Indonesia, ini bukan cuma soal taktik, tapi bangun identitas juara ala Asia. Jika terealisasi, era baru Garuda bisa dimulai—dengan Park sebagai nahkoda. Fans tunggu pengumuman PSSI, tapi yang pasti, nama “The Monster” sudah bikin sepak bola kita bergairah lagi. Waktunya Garuda terbang tinggi, entah dengan siapa pun pelatihnya.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Post Comment