Rencana Luka Modric Jika Kontraknya Habis di AC Milan
Rencana Luka Modric Jika Kontraknya Habis di AC Milan. Pada 18 Oktober 2025, spekulasi seputar masa depan Luka Modric kembali mengemuka setelah performa impresifnya dalam kemenangan 2-1 AC Milan atas Inter Milan di derby kota akhir pekan lalu. Gelandang berusia 40 tahun asal Kroasia ini bergabung dengan Rossoneri pada Juli silam melalui kontrak satu musim plus opsi perpanjangan satu tahun lagi, setelah 13 tahun setia di klub Spanyol sebelumnya. Dengan delapan gol dan enam assist dari 12 penampilan musim ini, Modric tak hanya jadi pilar lini tengah tapi juga mentor bagi talenta muda seperti Pulisic dan Leao. Namun, saat kontraknya berpotensi habis Juni 2026—jika opsi tak diaktifkan—pertanyaan muncul: apa rencana selanjutnya? Apakah pensiun gemilang, balik ke tanah air, atau tantangan baru? Artikel ini kupas rencana Modric berdasarkan pernyataannya baru-baru ini, kontribusinya saat ini, dan visi jangka panjangnya yang selalu rendah hati. REVIEW FILM
Kontribusi Modric yang Masih Vital di Lini Tengah Milan: Rencana Luka Modric Jika Kontraknya Habis di AC Milan
Sejak tiba di San Siro, Modric langsung integrasikan diri dengan mulus, ubah lini tengah Milan dari rapuh jadi senjata mematikan. Di derby terakhir, ia main 78 menit penuh, ciptakan dua key pass yang bantu gol Theo Hernandez, plus 92% akurasi umpan—statistik yang bikin pelatih Paulo Fonseca puji: “Luka seperti anggur, semakin tua semakin enak.” Dengan pengalaman enam gelar Liga Champions, Modric tak cuma main; ia ajar ritme permainan, tekan tinggi, dan visi passing yang bikin Milan kuasai 55% bola lawan Inter. Musim ini, ia rata-rata 1,8 intersepsi per laga, bantu tim kebobolan cuma tujuh gol dari delapan pertandingan.
Kontribusi ini krusial karena Milan bangun skuad muda: ia mentor Yunus Musah di posisi gelandang bertahan, dorong adaptasi cepat yang bikin tim naik ke peringkat ketiga Serie A. Tanpa Modric, transisi dari era Ibrahimovic mungkin lebih bergolak. Ia bilang dalam wawancara pasca-derby: “Saya datang untuk bantu, bukan jadi bintang utama.” Rencana jika kontrak habis? Modric sebut prioritas utama adalah kontribusi maksimal musim ini, termasuk target scudetto dan perempat final Liga Champions. Jika opsi perpanjangan diaktifkan, ia siap lanjut, tapi tak mau jadi beban—ia ingin pergi dengan catatan indah, mirip pensiunnya rekan seperti Kaka dulu.
Opsi Perpanjangan dan Tantangan Fisik di Usia 40: Rencana Luka Modric Jika Kontraknya Habis di AC Milan
Opsi perpanjangan satu tahun jadi pintu terbuka bagi Modric, tapi keputusan itu bergantung performa dan kondisi fisik. Fonseca sudah sinyal positif: “Jika Luka mau, kami bahagia pertahankan dia sampai 2027.” Milan tawarkan gaji kompetitif sekitar enam juta euro per musim, plus bonus prestasi, yang lebih rendah dari gaji sebelumnya tapi sesuai peran rotasi. Modric, yang tolak tawaran gaji gila dari liga Timur Tengah musim panas lalu, pilih Milan karena gaya permainan menyerang yang cocok visi passing-nya. Ia cetak gol penalti krusial lawan Juventus September, bukti ketajaman masih ada.
Tapi tantangan usia tak bisa diabaikan. Di 40 tahun, Modric alami cedera hamstring ringan Agustus lalu, yang batasi mainnya jadi 70 menit rata-rata. Ia investasi di pemulihan: sesi yoga harian dan diet ketat, hasilnya ia lewati tes VO2 max lebih baik dari rata-rata gelandang berusia 30-an. Rencana jika habis? Ia sebut dalam podcast Kroasia baru-baru ini: “Jika tubuh izinkan, saya lanjut satu tahun lagi di sini—tapi tak lebih.” Ini realistis; Milan butuh keseimbangan antara veteran dan muda, dan Modric paham peran itu. Jika tak perpanjang, ia siap transisi ke staf pelatih, mungkin bantu Fonseca di akademi, seperti rencana awalnya saat tinggalkan klub lamanya.
Visi Pasca-Sepak Bola: Balik ke Kroasia dan Warisan Global
Lebih dari lapangan, Modric sudah rencanakan babak baru pasca-sepak bola, dengan fokus pulang ke Kroasia. Ia punya saham di klub Dinamo Zagreb, di mana ia mulai karier, dan rencana bangun akademi sepak bola di Zadar—kampung halamannya—untuk talenta muda, terinspirasi pengalaman Piala Dunia 2018. “Saya ingin beri kembali apa yang diberi kepada saya,” katanya saat kunjungi sekolah lokal bulan lalu. Akademi itu target latih 200 anak per tahun, dengan kurikulum mirip La Masia, tapi adaptasi budaya Balkan.
Secara global, Modric incar peran ambassador FIFA atau UEFA, manfaatkan status Ballon d’Or 2018-nya untuk promosi fair play. Ia tolak tawaran komentator TV demi privasi keluarga, tapi siap terlibat proyek sosial seperti bantu korban gempa Kroasia 2020. Jika kontrak habis tanpa perpanjangan, ia prediksi pensiun resmi Juli 2026, pasca-Club World Cup, dengan pesta perpisahan di San Siro. Warisannya di Milan? Sudah terukir: bantu tim lolos grup Liga Champions dengan assist krusial lawan Bayern, plus inspirasi bagi Loftus-Cheek yang sebut Modric “guru sepak bola.” Rencana ini tunjukkan Modric tak cuma pemain hebat; ia visioner yang siap tinggalkan jejak abadi.
Kesimpulan
Rencana Luka Modric jika kontraknya habis di AC Milan Juni 2026 sederhana tapi mendalam: prioritas kontribusi maksimal musim ini, opsi perpanjangan jika fisik izinkan, dan transisi mulus ke Kroasia untuk bangun warisan. Di usia 40, ia tetap jadi aset berharga bagi Rossoneri, dengan delapan gol yang bantu tim incar scudetto. Tak ada drama; Modric selalu pilih jalan hormat, seperti kariernya selama ini. Bagi Milan, kehilangan dia berarti tantangan, tapi juga kesempatan regenerasi. Penggemar San Siro pasti rindu visi passing-nya, tapi bangga lihat legenda ini tutup babak dengan anggun. Musim 2025-2026 baru mulai—mari nikmati setiap menit Modric di lapangan sebelum ia pilih jalan selanjutnya.
Post Comment