Pemain Indonesia yang Sering Terkena Pelanggaran
Pemain Indonesia Yang Sering Terkena Pelanggaran. Dalam sepak bola, pemain yang sering menjadi target pelanggaran biasanya adalah mereka yang memiliki kecepatan, teknik dribel tinggi, atau peran kunci dalam serangan tim. Di Timnas Indonesia, beberapa pemain menonjol karena kerap menjadi sasaran tekel keras lawan, terutama dalam laga-laga intens seperti Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pemain seperti Rafael Struick, Marselino Ferdinan, dan Egy Maulana Vikri sering kali menghadapi pelanggaran karena gaya bermain mereka yang agresif dan sulit dihentikan. Artikel ini mengulas pemain Indonesia yang paling sering terkena pelanggaran, alasan di baliknya, dampaknya pada permainan, dan strategi tim untuk memanfaatkan situasi ini hingga Juni 2025.
Rafael Struick: Penyerang yang Sulit Dihentikan
Rafael Struick, penyerang ADO Den Haag, menjadi salah satu pemain Indonesia yang paling sering dilanggar. Dalam laga melawan China pada 5 Juni 2025 di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Struick menciptakan peluang penalti setelah dilanggar Zhu Chenjie di kotak penalti, seperti dilaporkan Detik Sport. Menurut data Opta, Struick rata-rata dilanggar 3,8 kali per pertandingan di kualifikasi, tertinggi di skuad. Kecepatannya di sayap kiri dan kemampuan dribelnya memaksa bek lawan melakukan tekel agresif. Aksi ini tidak hanya menghasilkan tendangan bebas atau penalti, tetapi juga mengacaukan ritme pertahanan lawan, seperti terlihat saat melawan Bahrain (25 Maret 2025).
Marselino Ferdinan: Gelandang Kreatif yang Jadi Sasaran
Marselino Ferdinan, gelandang Oxford United, juga sering menjadi target pelanggaran karena perannya sebagai pengatur serangan. Dengan visi permainan dan dribel lincah, Marselino kerap menembus lini tengah lawan, memicu tekel keras. Dalam laga melawan Arab Saudi pada November 2024, ia dilanggar lima kali, menurut laporan Kompas. Rata-rata 3,2 pelanggaran per laga menempatkannya di urutan kedua di Timnas. Sayangnya, akumulasi kartu kuning akibat provokasi lawan membuatnya absen melawan China, seperti diunggah @gilabola_ina di X. Pelanggaran terhadap Marselino sering memberikan tendangan bebas strategis, yang dimanfaatkan pemain seperti Thom Haye untuk mengancam gawang lawan.
Egy Maulana Vikri: Ancaman dari Sayap: Pemain Indonesia Yang Sering Terkena Pelanggaran
Egy Maulana Vikri, winger Dewa United, dikenal sebagai pemain yang sulit dihentikan di sisi kanan. Gaya bermainnya yang eksplosif dan kemampuan mengelabui bek membuatnya sering dilanggar. Dalam Piala Asia 2023, Egy mencatatkan 12 pelanggaran terhadapnya dalam tiga laga, menurut VAVEL. Di Kualifikasi Piala Dunia 2026, ia rata-rata dilanggar 2,9 kali per pertandingan. Pelanggaran terhadap Egy, seperti saat melawan Vietnam, sering menghasilkan peluang dari bola mati. Namun, tekel keras juga meningkatkan risiko cedera, seperti cedera ringan yang dialaminya pasca-laga melawan Australia, menurut Suara.com.
Alasan Pemain Ini Sering Dilanggar
Pemain seperti Struick, Marselino, dan Egy menjadi target pelanggaran karena mereka adalah ancaman utama dalam serangan Indonesia. Kecepatan Struick di sayap, kreativitas Marselino di lini tengah, dan dribel Egy di sisi kanan memaksa lawan menggunakan cara keras untuk menghentikan mereka. Menurut analisis ESPN Asia, gaya bermain Indonesia yang mengandalkan serangan balik cepat membuat pemain-pemain ini sering menghadapi bek yang panik. Selain itu, peran mereka sebagai penggerak bola menarik perhatian lawan untuk mematahkan alur serangan, seperti terlihat saat Struick dilanggar di kotak penalti China.
Dampak pada Strategi Tim: Pemain Indonesia Yang Sering Terkena Pelanggaran
Pelanggaran terhadap pemain kunci ini memberikan keuntungan strategis bagi Indonesia. Tendangan bebas atau penalti yang dihasilkan sering menjadi momen krusial, seperti penalti melawan China yang dieksekusi Ole Romeny. Pelatih Patrick Kluivart memanfaatkan situasi ini dengan melatih skema bola mati, di mana pemain seperti Jay Idzes dan Thom Haye menjadi ancaman di kotak penalti lawan. Namun, pelanggaran keras juga meningkatkan risiko cedera dan akumulasi kartu, seperti yang dialami Marselino. Menurut CNN Indonesia, Kluivart mulai melatih pemain untuk menghindari provokasi lawan guna menjaga konsistensi skuad.
Tantangan dan Perlindungan Pemain
Seringnya pelanggaran menimbulkan tantangan, terutama risiko cedera jangka panjang. Struick, misalnya, pernah absen latihan karena memar pasca-laga melawan Bahrain, menurut Tempo. Untuk melindungi pemain, PSSI bekerja sama dengan tim medis untuk pemulihan cepat dan melatih teknik menghindari tekel. Suporter juga meminta wasit lebih tegas, seperti diunggah @GarudaMania di X pasca-laga melawan China. Di sisi lain, pelanggaran ini meningkatkan mental juang pemain, dengan Struick menyatakan kepada media bahwa tekel keras justru memotivasinya untuk bermain lebih agresif.
Kesimpulan: Pemain Indonesia Yang Sering Terkena Pelanggaran
Rafael Struick, Marselino Ferdinan, dan Egy Maulana Vikri adalah pemain Timnas Indonesia yang paling sering terkena pelanggaran karena kecepatan, dribel, dan peran kunci mereka dalam serangan. Struick memimpin dengan 3,8 pelanggaran per laga, diikuti Marselino (3,2) dan Egy (2,9), menurut data Opta. Pelanggaran ini memberikan keuntungan strategis seperti tendangan bebas dan penalti, tetapi juga menimbulkan risiko cedera dan kartu. Dengan strategi Kluivart dan dukungan suporter, Indonesia memanfaatkan situasi ini untuk meraih hasil positif, seperti kemenangan atas China pada 5 Juni 2025. Hingga Juni 2025, ketiga pemain ini tetap menjadi magnet pelanggaran sekaligus harapan besar bagi perjalanan Garuda menuju Piala Dunia 2026.
Post Comment